PERKEMBANGAN KEMAMPUAN GERAK DAN MINAT MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK ANAK BESAR

BAB I
PENDAHULUAN

Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa usia sekolah atau masa sekolah besar. Masa ini dialami anak pada usia 6 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Pada masa ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk sekolah dasar.
Kegiatan fisik sangat perlu untuk mengembangkan kestabilan tubuh dan kestabilan gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai keterampilan.Kebutuhan untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena energi yang tertumpuk pada anak perlu penyaluran.Di samping itu kegiatan jasmani diperlukan untuk lebih menyempurnakan berbagai keterampilan menuju keseimbangan tubuh, bagaimana menendang bola dengan tepat sasaran, dan mengantisipasi gerakan.Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting bagi anak.
Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak.Dengan bermain anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan peluang dan pelajaran kepada anak.Permaianan yang disukai cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara berkelompok, kecuali bagi anak-anak yang kurang diterima dikelompoknya cenderung memilih bermain sendiri. Bermain yang sifatnya menjelajah, tempat yang belum pernah dikunjungi baik di kota maupun desa sangat mengasyikkan bagi anak. Permainan konstruktif yaitu membangun atau membentuk sesuatu adalah bentuk permainan yang disukai serta mampu mengembangkan kreativitas anak.Olahraga kelompok juga disenangi anak  dan dapat membantu perkembangan otot dan pembentukan tubuh.







BAB II
PEMBAHASAN

A.      Perkembangan Koordinasi Gerak
Koordinasi adalah kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh.Kemampuan koordinasi gerak secara umum antara anak laki-laki dengan anak perempuan tidak berbeda sampai umur 11 tahun.Pada umumya anak laki-laki lebih baik dalam melakukan aktivitas yang memerlukan kekuatan dan gerakan-gerakan yang melibatkan otot-otot besar atau gerakan kasar, misalnya menendang atau melempar bola, sedangkan anak perempuan lebih baik dalam melakukan aktivitas yang memerlukan kecermatan gerakan misalnya memasukkan benang ke lubang jarum.

B.       Perkembangan Penguasaan Gerak Dasar
Peningkatan kemampuan gerak bisa diidentifikasi dalam bentuk:
-          Gerakan bisa dilakukan dengan mekanika tubuh yang makin efisien.
-          Gerakan bisa dilakukan semakin lancer dan terkontrol.
-          Pola atau bentuk gerakan semakin bervariasi.
-          Gerakan semakin bertenaga.
Perkembangan kemampuan gerak pada anak besar bisa diketahui dengan cara pengukuran kemampuan berlari, meloncat, atau melempar.
1.        Perkembangan Kemampuan Berlari
Perkembangan kemampuan berlari bisa diukur melalui kecepatannya.Kecepatan berlari dihasilkan dari panjang langkah yang dipengaruhi panjang kaki dan cepatnya irama langkah yang dipengaruhi kekuatan otot-otot kaki.Padamasa anak besar pertumbuhan panjang kaki dan jaringan ototnya cukup cepat terutama pada tahun-tahun terakhir. Pada anak laki-laki sesudah usia 13 tahun kecepatan berlari dan jarak yang bisa ditempuh masih terus berkembang, sedangkan pada anak perempuan justru mengalami penurunan.
2.        Perkembangan Kemampuan Meloncat
Perkembangan kemampuan meloncat berkaitan erat dengan peningkatan kekuatan dan koordinasi tubuh.Perkembangannya berbentuk peningkatan daya loncat (makin jauh dan tinggi) dan peningkatan kualitas bentuk gerakan (makin baik dan efisien).Anak laki-laki lebih baik kemampuan meloncatnya, baik ditinjau dari segi daya loncat maupun dari segi kualitas geraknya.Hal ini karena perkembangan anak perempuan hanya sampai umur 12 tahun.
3.        Perkembangan Kemampuan Melempar
Kemampuan melempar bisa dinilai dengan cara mengukur jauhnya lemparan, juga ketepatan melempar suatu sasaran. Perkembangan kemampuan melempar dipengaruhi pertumbuhan lengan dan bahu.Anak laki-laki  sampai umur 17 tahun masih terus meningkat, sedangkan anak perempuan hanya sampai umur 14 tahun.

C.      Minat Melakukan Aktivitas Fisik
Apabila sejak kecil anak dikekang, maka minat melakukan aktivitas fisik tidak berkembang.Sebaliknya apabila diberi kesempatan, maka minat melakukan aktivitas fisik menjadi berkembang.Minat berkembang dengan cepat pada tahun-tahun terkakhir masa anak besar dan awal masa adolensi, baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan.
Perkembangan minat anak laki-laki

Perkembangan minat anak perempuan
Di antara aktivitas yang grafiknya naik turun, minat terhadap kegiatan olahraga selalu meningkat baik pada anak laki-laki maupun perempuan.Di dalam anak-anak melakukan aktivitas fisik dipengaruhi kecenderungan sifat yang dimiliki, yaitu antara lain:
1.        Kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam aktivitas yang sedang dilakukan makin meningkat. Pada anak kecil cenderung senang berganti-ganti macam permainan dalam waktu singkat, pada anak besar bisa bertahan bermain satu macam permainan lebih lama.
2.        Semangat untuk mencari pengalaman baru cukup tinggi. Anak yang sebelumnya hanya senang bermain di sekitar rumahnya, memasuki masa anak besar mulai senang menjelajah temapt yang jauh dari rumahnya. Anak bercerita dengan bangga mengenai pengalamannya sesudah bermain ke tempat yang jauh.
3.        Perkembangan sosialnya makin baik. Anak besar menikmati situasi bermain bersama teman-temannya.Mereka senang berada di tengah teman sebaya. Anak cenderung memiliki teman yang sesuai dengan dirinya, kemanapun pergi juga bersama.
4.        Perbedaan perilaku antara anak laki-laki dan perempuan. Cenderung kurang senang bermain dengan lawan jenis. Hal ini makin jelas pada akhir masa anak besar.

D.      Aktivitas yang Diperlukan Anak Besar
1.        Aktivitas yang menggunakan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan penguasaan keterampilan.Bentuk aktivitas:
a.         Pengenalan keterampilan berolahraga.
b.         Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding.
c.         Aktivitas pengujian diri dan aktivitas yang menggunakan alat.
d.        Berlatih dalam situasi “drill”.
2.        Aktivitas secara beregu atau berkelompok untuk bekerja sama dan membina kebersamaan dengan teman. Bentuk aktivitas:
a.         Olahraga beregu, misalnya: sepakbola, bola tangan, kasti, estafet.
b.         Bermain membentuk komposisi tertentu, misalnya anak membentuk formasi tertentu secara berubah-ubah dengan berlari atau menari.
3.        Aktivitas mencoba-coba untuk mengatasi suatu masalah dan belajar tentang prinsip mekanis, fisiologis, dan kinesiologis dari gerakan-gerakan. Bentuk aktivitas:
a.         Menempuh lintasan dengan rintangan tertentu, memindahkan benda ke tempat lain.
b.         Bergerak bebas mengikuti irama musik.
c.         Mencoba beberapa gerakan menyepak atau melempar bola agar bisa menemukan gerakan yang paling efektif dan efisien untuk masing-masing anak.
4.        Aktivitas untuk meningkatkan kemampuan fisik dan keberanian. Bentuk aktivitas:
a.       Permainan combatives
b.      Program latihan untuk pengembangan kemampuan fisik
c.       Latihan relaksasi.
BAB III
PENUTUP

Pada masa anak besar, berbagai gerak dasar dan variasinya yang bisa dilakukan sebelumnya mengalami peningkatan.Pada umumnya anak besar mengalami peningkatan dalam aktivitas fisik karena menyenangi aktivitas kelompok, aktivitas kompetitif, dan gerak ritmik.Anak sekitar kelas 4 dan 5 senang berwisata, menggambar pemandangan di luar kelas, dan bermain yang memberi kemungkinan untuk berjago-jagoan terutama anak laki-laki.
Masa anak besar berada pada usia sekolah dasar. Oleh karena itu, peran guru penjas di sekolah dasar sangat besar dalam memberi pengarahan dan bimbingan mengingat sifat psikologis dan sosial yang ada pada diri anak besar. Guru bisa menempatkan dirinya sebagai orang dewasa yang bisa dipercaya, memberikan perhatian, persetujuan, dan dorongan kepada anak untuk berbuat sebaik-baiknya.
















DAFTAR PUSTAKA

Agus Sujanto. (1996). Psikologi Perkembangan
Rita E Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakrta: UNY Press.

Sugiyanto.(2003). Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Universitas Terbuka.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Macam Pertolongan Pertama

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KASUS TENGGELAM

Kasus tenggelam merupakan kasus yang sering terjadi pada wilayah perairan seperti di Indonesia, terutama daerah sungai atau pantai. Perlu diketahui adanya perbedaan media air sebagai sumber persoalan; air asin atau air tawar. Tetapi pada prinsipnya dalam P3K kasus tenggelam adalah sesegera mungkin mengangkat korban tenggelam ke permukaan air atau daratan. Hal ini tentu akan dilakukan oleh orang yang sangat terlatih dalam hal berenang, sehingga penolongpun tidak menjadi korban berikutnya. Setelah korban tenggelam ini dapat di keluarkan dari air maka mengusahakan untuk membebaskan fungsi pernapasan; dan mengeluarkan air yang sudah terminum dengan cara merangsang terjadinya refleks muntah (bagi pasien sadar), sedangkan bagi korban tak sadar/ koma kita harus menghindari terjadinya aspirasi( masuknya air dalam saluran napas) serta sesegera mungkin dibawa ke fasilitas kesehatan yang memadai. Kegawatan pada korban tenggelam adalah terjadinya kegagalan fungsi pernapasan akibat masuknya cairan(air tawar/ asin) ke dalam jaringan paru yang dapat menyebabkan gangguan fungsi respirasi. Semakin cepat diketahui/ ditolong korban tenggelam maka semakin lebih baik dan mudah untuk penanganan selanjutnya.
III. PERTOLONGAN PADA LUKA BAKAR
Terpenting dalam pertolongan pertama pada luka bakar adalah segera membebaskan korban dari sumber luka bakar kemudian mengatasi nyeri. Terbakarnya permukaan tubuh membuat sensasi nyeri yang sangat hebat, terutama pada luka bakar yang tidak terlalu dalam, sehingga syaraf-syaraf nyeri banyak mengalami rangsangan. Selain itu juga perlu mendapat perhatian sumber penyebab luka bakar itu apa? Api dan air/ uap panas sangat berbeda, begitu juga dengan lokasi tubuh yang terbakar. Sangat berbahaya adalah mengirup uap panas, hal ini akan segera menyebabkan udema jaringan saluran napas, sehingga terjadi obstruksi saluran napas.
Mengurangi perasaan nyeri yang paling ideal adalah air bersih yang dingin. Seringkali terjadi kesalahan dalam penanganan luka bakar pada tahapan ini. Penggunaan bahan selain air bersih merupakan hal yang sangat tidak menguntungkan bagi korban, karena selain air yang bersih dapat menyebabkan semakin kotornya permukaan luka, mempersulit pembersihannya pada saatnya nanti dan dapat menambah rangsangan nyeri itu sendiri. Kalau memungkinkan berikanlah siraman air mengalir.
IV. PERTOLONGAN PERTAMA PADA GIGITAN BINATANG
Sebagai pedoman dasar pada setiap luka gigitan, maka yang utama dilakukan adalah mengeluarkan racun yang sempat masuk ke dalam tubuh korban dengan menekan sekitar luka sehingga darah yang sudah tercemar sebagian besar dapat dikeluarkan dari luka tersebut. Seringkali luka yang ditimbulkan tidak sampai mengeluarkan darah, seyogyanya luka tersebut diperlebar secukupnya sampai penolong dapat mengeluarkan darah yang tercemar itu. Tidak dianjurkan mengisap tempat gigitan, hal ini dapat membahayakan bagi pengisapnya, apalagi yang memiliki luka walaupun kecil di bagian mukosa mulutnya. Sambil menekan agar racunnya keluar juga dapat dilakukan pembebatan( ikat) pada bagian proksimal dari gigitan, ini bertujuan untuk mencegah semakin tersebarnya racun ke dalam tubuh yang lain. Selanjutnya segera mungkin dibawa ke pusat kesehatan yang lebih maju untuk perawatan lanjut.
V. KOMPLEKSITAS PADA PERTOLONGAN PERTAMA
Tidak jarang terjadi korban kecelakaan dengan multiple injury, sehingga mempersulit bagi penolong. Pada keadaan demikian ini berlaku “ skala prioritas”. Terpenting adalah menjaga system saluran pernapasan dan detak jantung berfungsi dengan baik, sehingga kita masih dapat menyelamatkan nyawa korban. Pada kecelakaan massal seperti kecelakaan pesawat terbang, tanah longsor, kebanjiran dan sebagainya maka dikenal adanya “Samaritan law”, yaitu penolong berhak menilai korban yang masih layak untuk ditolong dengan kemungkinan harapan hidup masih tinggi, setelah meraka teratasi, barulah korban-korban yang berikutnya. Hal ini tergantung juga dari jumlah personil penolong.
Setiap usaha pertolongan berarti diawali dengan niat yang baik, sehingga untuk menghasilkan hasil yang baik diperlukan ketrampilan serta pengetahuan yang cukup agar tidak terjadi kesalahan dalam bertindak. Tidak jarang di Emergency suatu Rumah Sakit tertentu para korban yang sudah kita tolong justru sudah meninggal, hal ini berarti kita tidak berhasil. Paling tidak usaha kita sudah maksimal disertai dengan kecermatan saat-saat kita menolong korban, tetapi tidak juga berhasil maka bukan berarti kita gagal, tetapi memang proses perjalanan kehidupan sudah sampai waktunya. 

http://www.baliyogateacher.com/2007_08_01_archive.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PERTOLONGAN PERTAMA PADA PATAH TULANG



Dalam penanganan patah tulang (fraktur) yang penting diperhatikan adalah ; mencegah komplikasi lebih parah, mencegah perdarahan, mencegah infeksi. Secara teoritis patah tulang dibagi menjadi 2; patah tulang terbuka dan patah tulang tertutup. Penanganan pertama pada patah tulang secara prinsipil adalah menghindari gerakan-gerakan/gesekan-gesekan pada bagian yang patah. Tindakan ini dapat dilakukan pembidaian/ pasang spalk dengan menggunakan kayu atau benda yang dapat menahan agar kedua fraksi yang patah tidak saling bergesekan. Selain itu, khusus pada patah tulang terbuka, maka penolong juga mencegah agar luka tersebut tidak terkontaminasi dengan kotoran/ infeksi. Pada patah tulang vertebra, yang perlu diperhatikan adalah saat pengangkatan korban harus dalam keadaan vertebranya lurus, artinya korban harus diletakkan pada alas kasur yang keras, untuk menghindari cedera saraf pada vertebra. Patah tulang vertebra termasuk yang sangat gawat apabila daerah frakturnya sekitar leher, karena dapat menyebabkan kelumpuhan total pada seluruh anggota badan. Fraktur pada tulang tengkorak dapat menyebabkan kematian mendadak, sehingga seringkali pertolongan pertamapun tidak sempat dilakukan. 

http://www.baliyogateacher.com/2007_08_01_archive.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TENNIS ELBOW/LATERAL EPYCONDYLITIS


Dari Jowir (fisioterapi anda)


Tennis elbow atau lateral epicondylitis adalah cidera paling umum yang terjadi pada pemain tenis, nama tenis sendiri diindikasikan memang dari nama cabang olahraga tersebut. Walaupun demikian orang-orang yang tidak mengetahui dan tidak pernah tenispun juga tak luput terkena cidera ini tetapi jumlahnya tidak seberapa dibandingkan dengan orang yang mempunyai hoby bermain tenis. Tennis elbow umumnya terjadi pada tendon dari otot exstensor carpi radialis brevis, yang letaknya dipinggir kira-kira 2cm dibawah sendi siku atau di epicondylus lateralis tulang humerus. Pada cidera ini jarang dijumpai adanya peradangan sendi tetapi nyeri yang hebat disebakan adanya peningkatan dari reseptor nyeri sehingga daerah siku terasa perih atau nyeri.

Tanda dan Gejala :
a. Adanya nyeri kira-kira 1-2 cm didaerah pingir dari sendi siku tepatnya di area epicondylus lateralis humeri.
b. Terjadi kelemahan pada otot-otot pergelangan tangan sehingga terjadi penurunan aktifitas fungsional seperti ketidakmampuan membuka pintu yang bergagang sampai ketikmampuan melakukan aktivitas mengocok suatu benda.
c. Nyeri terjadi disendi siku bagian luar ketika tangan ekatensi dan sendi pergelangan tangan melawan tahanan.
d. Nyeri terjadi ketika adanya tekanan (palpating) dibawah epicondylus lateralis humeri
Penyebab :Tennis elbow sering disebabkan oleh penggunaan sendi yang melampaui batas (overuse) atau juga karena cidera otot yang berulang-ulang. Aktivitas yang sering memicu timbulnya tennis elbow adalah tennis, badmintons atau squash atau aktivitas yang berlebihan seperti mengetik komputer dan memasang skrup.

Teknik backhand yang buruk pada cabang olahraga yang menggunakan raket merupakan penyebab timbulnya cidera ini. Kejadian ini sering terlihat pada saat pemain terlambat melakukan backhand, hal ini berarti dia tidak memposisikan tubuhnya tepat dibelakang bola, pemain itu memukul bola dengan lemah atau menekuk pergelangan tangannya sehingga pergelangan tangannya dipaksa untuk melakukan teknik tersebut. Padahal untuk teknik backhand yang benar kekuatan untuk memukul terjadi pada tangan secara keseluruhan. Karena paksaan tersebut maka terjadi cidera pada otot dan tendon disendi siku. Masalah yang lain yang dijumpai pada olahraga beraket ini adalah pegangan raket yang terlalu kecil. Pegangan raket yang terlalu kecil berarti otot-otot disendi siku dipaksa bekerja keras sehingga terjadi perubahan struktural ditendon. Mayoritas yang terkena cidera ini berusia 40-50 tahun,tapi tidak menutup kemungkinan seorang atlet tenis yang usia dibawah 40 tahun juga terkena cidera ini
Management dan treatment to tennis elbow.
Tidak ada satupun metode tunggal untuk menyelesaikan permasalahan ini, tetapi kombinasi dari beberapa metode mampu menyelesaikan kasus ini. Diantara metode itu adalah :
1). Mengaplikasikan es atau cold pack atau cold terapi pada siku (selama 10-20 menit 6x/hari) untuk mengurangi inflamasi dan nyeri yang terjadi.
2). Istirahat, mengistirahatkan sendi sangat penting untuk recovery cedera ini
3). Memakai brace atau support untuk melindungi tendon agar bisa recovery dan tetap terjaga kekuatannya. Brace tidak diletakkan pada tempat dimana nyeri timbu; tetapi diletakkan kira-kira 10 cm dibawah nyeri tersebut.
4). Mengikuti program rehabilitsi di departemen fisioterapi. Seperti penggunaan ultrasound atau laser untuk mengurangi nyeri dan peradangan selain itu uga meningkatkan proses recoveri. Pemilihan massage terapi, myofacial release atau teknik fricton juga tepat untuk cedera tendon ini.
5). Berkonsultasi kepada pelatih tenis profesional untuk mendapatkan teknik yanag tepat ketika bermain tennis terutama untuk teknik backhand 

http://ilmubedah.info/fraktur-clavicula-20110818.html#more-904

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Vidio Pembelajaran Rol Depan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pembelajaran Melalui Video

http://www.youtube.com/watch?v=Z4kscyzIqHo

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Lompat Galah

Lompat tinggi galah merupakan Suatu lompatan yang dilakukan dengan bantuan galah untuk mencapai tujuan lompatan yang setinggi-tingginya. Belanda adalah negeri pesisir pantai yang sebagian besar wilayahnya berada di bawah permukaan laut. Hal ini menyebabkan di negara ini terdapat banyak sungai dan danau. Karena itu sebagian warga Belanda jika akan bepergian ke tempat lain harus menyeberangi sungai atau danau.

Untuk menyiasati sungai dan danau yang menjadi hambatan perjalanan, warga Belanda menggunakan Fierljeppen atau lompat galah danau. Pada abad ke-13, cara ini kerap digunakan petani di Norwegia.

Seiring perkembangan zaman, Fierljeppen mulai dipertandingkan. Dan siapa sangka bila Fierljeppen menjadi cikal bakal lompat galah saat ini. Bedanya dengan lompat galah, peserta Fierljeppen harus memanjat galah setinggi mungkin supaya bisa jatuh dengan posisi terjauh.

Belum lama ini di negeri Kincir Angin digelar kompetisi Fierljeppen. Peminatnya cukup banyak. Mereka diharuskan menyeberangi danau dengan menggunakan galah aluminum sepanjang 11 meter. Tentunya peserta yang mencapai jarak terjauh akan keluar sebagai pemenang.

Selain menjadi cikal bakal olahraga, Fierljeppen juga melahirkan peribahasa jangan melompat lebih jauh dari panjang galah yang dimiliki. Perbahasa itu berarti jangan bertindak lebih jauh dari kemampuan yang dimiliki.(YNI)

sumber
http://id.shvoong.com/internet-and-technologies/sport/2140098-pengertian-lompat-galah/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN GERAK DAN MINAT MELAKUKAN AKTIVITAS FISIK ANAK BESAR


BAB I
PENDAHULUAN

Masa kanak-kanak akhir sering disebut sebagai masa usia sekolah atau masa sekolah besar. Masa ini dialami anak pada usia 6 tahun sampai masuk ke masa pubertas dan masa remaja awal yang berkisar pada usia 11-13 tahun. Pada masa ini anak sudah matang bersekolah dan sudah siap masuk sekolah dasar.
Kegiatan fisik sangat perlu untuk mengembangkan kestabilan tubuh dan kestabilan gerak serta melatih koordinasi untuk menyempurnakan berbagai keterampilan.Kebutuhan untuk selalu bergerak perlu bagi anak karena energi yang tertumpuk pada anak perlu penyaluran.Di samping itu kegiatan jasmani diperlukan untuk lebih menyempurnakan berbagai keterampilan menuju keseimbangan tubuh, bagaimana menendang bola dengan tepat sasaran, dan mengantisipasi gerakan.Pada prinsipnya selalu aktif bergerak penting bagi anak.
Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis, dan sosial anak.Dengan bermain anak berinteraksi dengan teman main yang banyak memberikan peluang dan pelajaran kepada anak.Permaianan yang disukai cenderung kegiatan bermain yang dilakukan secara berkelompok, kecuali bagi anak-anak yang kurang diterima dikelompoknya cenderung memilih bermain sendiri. Bermain yang sifatnya menjelajah, tempat yang belum pernah dikunjungi baik di kota maupun desa sangat mengasyikkan bagi anak. Permainan konstruktif yaitu membangun atau membentuk sesuatu adalah bentuk permainan yang disukai serta mampu mengembangkan kreativitas anak.Olahraga kelompok juga disenangi anak  dan dapat membantu perkembangan otot dan pembentukan tubuh.







BAB II
PEMBAHASAN

A.      Perkembangan Koordinasi Gerak
Koordinasi adalah kemampuan untuk mengontrol gerakan tubuh.Kemampuan koordinasi gerak secara umum antara anak laki-laki dengan anak perempuan tidak berbeda sampai umur 11 tahun.Pada umumya anak laki-laki lebih baik dalam melakukan aktivitas yang memerlukan kekuatan dan gerakan-gerakan yang melibatkan otot-otot besar atau gerakan kasar, misalnya menendang atau melempar bola, sedangkan anak perempuan lebih baik dalam melakukan aktivitas yang memerlukan kecermatan gerakan misalnya memasukkan benang ke lubang jarum.

B.       Perkembangan Penguasaan Gerak Dasar
Peningkatan kemampuan gerak bisa diidentifikasi dalam bentuk:
-          Gerakan bisa dilakukan dengan mekanika tubuh yang makin efisien.
-          Gerakan bisa dilakukan semakin lancer dan terkontrol.
-          Pola atau bentuk gerakan semakin bervariasi.
-          Gerakan semakin bertenaga.
Perkembangan kemampuan gerak pada anak besar bisa diketahui dengan cara pengukuran kemampuan berlari, meloncat, atau melempar.
1.        Perkembangan Kemampuan Berlari
Perkembangan kemampuan berlari bisa diukur melalui kecepatannya.Kecepatan berlari dihasilkan dari panjang langkah yang dipengaruhi panjang kaki dan cepatnya irama langkah yang dipengaruhi kekuatan otot-otot kaki.Padamasa anak besar pertumbuhan panjang kaki dan jaringan ototnya cukup cepat terutama pada tahun-tahun terakhir. Pada anak laki-laki sesudah usia 13 tahun kecepatan berlari dan jarak yang bisa ditempuh masih terus berkembang, sedangkan pada anak perempuan justru mengalami penurunan.
2.        Perkembangan Kemampuan Meloncat
Perkembangan kemampuan meloncat berkaitan erat dengan peningkatan kekuatan dan koordinasi tubuh.Perkembangannya berbentuk peningkatan daya loncat (makin jauh dan tinggi) dan peningkatan kualitas bentuk gerakan (makin baik dan efisien).Anak laki-laki lebih baik kemampuan meloncatnya, baik ditinjau dari segi daya loncat maupun dari segi kualitas geraknya.Hal ini karena perkembangan anak perempuan hanya sampai umur 12 tahun.
3.        Perkembangan Kemampuan Melempar
Kemampuan melempar bisa dinilai dengan cara mengukur jauhnya lemparan, juga ketepatan melempar suatu sasaran. Perkembangan kemampuan melempar dipengaruhi pertumbuhan lengan dan bahu.Anak laki-laki  sampai umur 17 tahun masih terus meningkat, sedangkan anak perempuan hanya sampai umur 14 tahun.

C.      Minat Melakukan Aktivitas Fisik
Apabila sejak kecil anak dikekang, maka minat melakukan aktivitas fisik tidak berkembang.Sebaliknya apabila diberi kesempatan, maka minat melakukan aktivitas fisik menjadi berkembang.Minat berkembang dengan cepat pada tahun-tahun terkakhir masa anak besar dan awal masa adolensi, baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan.
Perkembangan minat anak laki-laki

Perkembangan minat anak perempuan
Di antara aktivitas yang grafiknya naik turun, minat terhadap kegiatan olahraga selalu meningkat baik pada anak laki-laki maupun perempuan.Di dalam anak-anak melakukan aktivitas fisik dipengaruhi kecenderungan sifat yang dimiliki, yaitu antara lain:
1.        Kemampuan memusatkan perhatian pada suatu macam aktivitas yang sedang dilakukan makin meningkat. Pada anak kecil cenderung senang berganti-ganti macam permainan dalam waktu singkat, pada anak besar bisa bertahan bermain satu macam permainan lebih lama.
2.        Semangat untuk mencari pengalaman baru cukup tinggi. Anak yang sebelumnya hanya senang bermain di sekitar rumahnya, memasuki masa anak besar mulai senang menjelajah temapt yang jauh dari rumahnya. Anak bercerita dengan bangga mengenai pengalamannya sesudah bermain ke tempat yang jauh.
3.        Perkembangan sosialnya makin baik. Anak besar menikmati situasi bermain bersama teman-temannya.Mereka senang berada di tengah teman sebaya. Anak cenderung memiliki teman yang sesuai dengan dirinya, kemanapun pergi juga bersama.
4.        Perbedaan perilaku antara anak laki-laki dan perempuan. Cenderung kurang senang bermain dengan lawan jenis. Hal ini makin jelas pada akhir masa anak besar.

D.      Aktivitas yang Diperlukan Anak Besar
1.        Aktivitas yang menggunakan keterampilan untuk memperoleh pengetahuan dan penguasaan keterampilan.Bentuk aktivitas:
a.         Pengenalan keterampilan berolahraga.
b.         Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding.
c.         Aktivitas pengujian diri dan aktivitas yang menggunakan alat.
d.        Berlatih dalam situasi “drill”.
2.        Aktivitas secara beregu atau berkelompok untuk bekerja sama dan membina kebersamaan dengan teman. Bentuk aktivitas:
a.         Olahraga beregu, misalnya: sepakbola, bola tangan, kasti, estafet.
b.         Bermain membentuk komposisi tertentu, misalnya anak membentuk formasi tertentu secara berubah-ubah dengan berlari atau menari.
3.        Aktivitas mencoba-coba untuk mengatasi suatu masalah dan belajar tentang prinsip mekanis, fisiologis, dan kinesiologis dari gerakan-gerakan. Bentuk aktivitas:
a.         Menempuh lintasan dengan rintangan tertentu, memindahkan benda ke tempat lain.
b.         Bergerak bebas mengikuti irama musik.
c.         Mencoba beberapa gerakan menyepak atau melempar bola agar bisa menemukan gerakan yang paling efektif dan efisien untuk masing-masing anak.
4.        Aktivitas untuk meningkatkan kemampuan fisik dan keberanian. Bentuk aktivitas:
a.       Permainan combatives
b.      Program latihan untuk pengembangan kemampuan fisik
c.       Latihan relaksasi.
BAB III
PENUTUP

Pada masa anak besar, berbagai gerak dasar dan variasinya yang bisa dilakukan sebelumnya mengalami peningkatan.Pada umumnya anak besar mengalami peningkatan dalam aktivitas fisik karena menyenangi aktivitas kelompok, aktivitas kompetitif, dan gerak ritmik.Anak sekitar kelas 4 dan 5 senang berwisata, menggambar pemandangan di luar kelas, dan bermain yang memberi kemungkinan untuk berjago-jagoan terutama anak laki-laki.
Masa anak besar berada pada usia sekolah dasar. Oleh karena itu, peran guru penjas di sekolah dasar sangat besar dalam memberi pengarahan dan bimbingan mengingat sifat psikologis dan sosial yang ada pada diri anak besar. Guru bisa menempatkan dirinya sebagai orang dewasa yang bisa dipercaya, memberikan perhatian, persetujuan, dan dorongan kepada anak untuk berbuat sebaik-baiknya.
















DAFTAR PUSTAKA

Agus Sujanto. (1996). Psikologi Perkembangan
Rita E Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakrta: UNY Press.

Sugiyanto.(2003). Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Universitas Terbuka.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS